Dialektika Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam Konteks Pendidikan

Dialektika Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam Konteks Pendidikan

Munculnya penelitian dalam bidang pendidikan terjadi pada abad ke-19 dimana pada saat itu ada gagasan bahwa kebijakan dan praktek pendidikan harus didasarkan pada hasil penelitian. Keberhasilan penelitian pada bidang teknologi dan farmasi teknologi mendorong pemikiran bahwa perlu juga penelitian dalam bidang pendidikan untuk mencari solusi permasalahan. Penelitian dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang dapat digunakan untuk menetapkan prinsip-prinsip pembuat kebijakan (Nisbet, 2005). 

penelitian memberikan pengaruh terhadap perubahan pendidikan

Para ahli seperti Barbara Finkelstein, Kate Rousmaniere, Kuba mengeksplorasi pengajaran dan pedagogis yang mendorong munculnya pertanyaan apakah penelitian telah membuat perbedaan dalam pengajaran dan kurikulum. Dan akhirnya, penelitian memberikan pengaruh terhadap perubahan pendidikan terutama untuk dasar dalam pengambilan kebijakan. Penelitian pendidikan yang awalnya digagas hanya untuk kepentingan pengambilan kebijakan secara makro mulai meluas hingga pada skala mikro yakni penelitian yang menyangkut berbagai dimensi kehidupan guru dan anak-anak di kelas. (Reese, 1999). 


Baca Juga: Literasi, Peradaban dan Keberadaban


Penelitian Pendidikan Modern

Penelitian pendidikan modern memiliki dasar dalam teknik menemukan fakta dari penyelenggara pendidikan dan administrator. Hasil penelitian menciptakan ide-ide baru dan mendorong inovasi dalam pendidikan berdasarkan pengetahuan. (Travers, 1983). Penelitian kualitatif digunakan untuk memahami perilaku dan menggambarkan secara mendalam sebuah realitas sosial termasuk didalamnya bidang pendidikan. Penelitian kualitatif menempatkan manusia sebagai subjek utama penelitian dimana penelitian secara mendalam tidak dapat diungkap dengan deskripsi angka sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Penekanan kualitatif pada proses sangat bermanfaat dalam bidang pendidikan terutama untuk mengklarifikasi, mengeksplorasi dan implikasi sekolah. 


Peneliti kualitatif dapat menangkap perspektif secara akurat

Peneliti kualitatif dapat menangkap perspektif secara akurat. Dengan demikian kualitatif dapat digunakan untuk melengkapi, memvalidasi, menjelaskan, atau menafsirkan kembali data kuantitatif. Tujuan peneliti kualitatif adalah untuk lebih memahami perilaku dan pengalaman manusia. Mereka berusaha untuk memahami proses-proses yang dengannya orang membangun makna dan mendeskripsikan apa artinya. Pendidikan senantiasa melibatkan komponen manusia yakni pendidik dan tenaga kependidikan, siswa, kurikulum, lingkungan, waktu, serta sarana dan prasarana pendidikan. Setiap komponen saling berinteraksi dalam satu proses pendidikan. 


Baca Juga: Founding Fathers Ilmuwan Indonesia: Ki hajar Dewantara dan Driyakarya

Positivism memandang realitas secara independent pada manusia

Jika seseorang ingin tahu tentang proses perubahan di sekolah dan bagaimana pengalaman berbagai sekolah berubah, metode kualitatif adalah metode yang tepat. Demikian pula beberapa peneliti kualitatif percaya bahwa makna dan interaksi sangat mendasar bagi perilaku manusia.(Bogdan & Bilken, 1992). Penelitian kuantitatif berakar dari paradigma positivism (Denzin & Lincoln, 2009). Realitas dikendalikan oleh hukum alam dan mekanisme yang tidak dapat diubah. Pengetahuan tentang alam yang berbeda dirangkum dalam bentuk generalisasi. Positivism memandang realitas secara independent pada manusia. Positivism berusaha memahami dunia seperti dunia alam yang memiliki hubungan sebab akibat dan dapat diprediksi pada masa depan. 

Positivism memiliki pandangan objektivis

Positivism memandang kenyataan sebagai sebuah konteks bebas sehingga para peneliti yang bekerja pada waktu dan tempat yang berbeda akan mendapatkan kesimpulan yang sama untuk fenomena tertentu. Secara epistemologi, Positivism memiliki pandangan objektivis artinya peneliti sebagai pengamat objektif secara independent mempelajari fenomena. Peneliti tidak memiliki pengaruh atau menggangu mengenai apa yang sedang diamati. Secara metodologi, Pendekatan untuk menganalisis data bersifat deduktif yaitu dengan mengajukan hipotesis kemudian dikonfirmasi melalui hasil analisis data penelitian. 

Paradigma penelitan kuantitatif tentunya berbeda dengan penelitian kualitatif

Penelitian positivistik menghasilkan data numerik. Penggunaan kuantifikasi digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data numerik yang dihasilkan dianalisis baik menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial. Paradigma penelitan kuantitatif tentunya berbeda dengan penelitian kualitatif. Kedua penelitian ini saling melengkapi. Apabila penelitian kualitatif tidak ada maka penelitian hanya akan mampu menggambarkan secara umum hasil kuantifikasi dari sebuah konteks. Padahal, pendidikan tidak terlepas dari sebuah proses dan interaksi yang tentunya perlu pendekatan secara subjektif untuk menangkap realitas secara mendalam. 


Baca Juga: Manajemen Organisasi Belajar (MOB) Dalam Menyikapi Revolusi Teknologi 4.0 dan Civil Society 5.0


Dalam bidang pendidikan tentunya tidak cukup hanya mengukur secara kuantitas misalnya indeks prestasi, daya serap dan keefektifan sebuah model pembelajaran misalnya. Sebagai upaya untuk mengingkatkan kualitas dalam bidang pendidikan tentunya perlu eksplorasi secara mendalam mengenai bagaimana proses pendidikan itu berlangsung, bagaimana perubahan terjadi dalam proses tersebut, bagaimana interaksi dalam pembelajaran, yang semuanya itu dapat dijawab melalui data kualitatif. Artinya jika tidak ada penelitian kualitatif maka sulit untuk mengungkapkan makna sebenarnya yang terjadi dalam bidang pendidikan yang bersifat alamiah dan multidimensional.


Penulis: Eka Fitria Ningsih, M.Pd

Dosen IAIMNU Metro Lampung

Post a Comment for "Dialektika Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam Konteks Pendidikan"