Islam, Muslim dan Filsafat

Islam, Muslim dan Filsafat

Polemik Mendasar

Mendefinisikan filsafat dengan gaya populer-millenial merupakan salah satu strategi pilihan untuk membumikan filsafat dewasa kini. Kesukaran hingga kemalasan orang bertemu filsafat dengan berbagai konstruk dan temuan dalam perjalanan akademisi maupun diluar akademisi merupakan hal yang mudah dijumpai. Hal tersebut merupakan polemik mendasar yang perlu dijawab.

Arah definisi dan karakter filsafat dapat terbumikan di ruang pikiran anak milenial

Solusi apik dari polemik tersebut ialah membawa definisi filsafat ke arah yang populer hingga dapat menggauli pikiran anak milineal. Segi definisi daripada filsafat perlu direproduksi dan direkonstruksi kembali dengan tantangan konstruksi sosial yang menjadi-jadi. Bagaimanapun, definisi filsafat perlu disinergikan dengan zaman sekarang yang serba instant. Terpenting, intisari dari arah definisi dan karakter filsafat dapat terbumikan di ruang pikiran anak milenial.

Membumikan filsafat di era populer

Definisi berfilsafat dapat disejajarkan dengan berpikir kritis dengan benar, atau katakanlah, berpikir kritis menemukan kebenaran dengan benar. Dalam Islam, berpikir kritis dengan benar merupakan suatu anjuran yang dapat ditemukan dalam beberapa nash. Olehnya, berpikir kritis dengan benar merupakan salah satu definisi tepat dalam rangka membumikan filsafat di era populer dewasa kini, khususnya untuk kalangan muslim milenial.

Baca Juga: Philosophical Analisi dalam Perspektif pendidikan

Pentingnya manusia untuk berpikir kritis

Kesadaran perlu dimaksimalkan terkait pendalaman hakikat potensi khalifah, diantaranya akal dan pikiran. 2 kekuatan tersebut adalah simbol daripada pentingnya manusia untuk berpikir kritis. Suatu kekeliruan jika potensi atau dan 2 kekuatan tersebut dianggurkan. Akal dan pikiran merupakan alat yang penting bagi manusia untuk mencari ilmu.

Berfilsafat merupakan keharusan yang mesti ditempuh setiap muslim dalam mencari ilmu

Mencari ilmu dalam Islam merupakan suatu kewajiban bagi pemeluknya. Mencari ilmu tanpa berpikir kritis dengan benar merupakan suatu kefatalan. Sebab, ilmu merupakan cocoknya antara pengetahuan yakni hasil olah akal dan pikiran dengan kenyataan yang ditemu. Maka, berfilsafat merupakan keharusan yang mesti ditempuh setiap muslim dalam mencari ilmu.


Dengan kata lain, setiap muslim diwajibkan berpikir kritis dengan benar. Di sisi yang sama Islam juga memiliki wahyu yakni Al-Qur'an. Al-Qur'an merupakan kitab suci yang wajib dijadikan pedoman oleh pemeluknya. Memahami Al-Qur'an selain membutuhkan pembimbing atau pakar yang ahli juga membutuhkan berpikir kritis dengan benar, samahalnya juga dengan hadis.

Berpikir kritis dengan benar merupakan keharusan yang mesti dilakukan setiap muslim

Dalam memahami apapun, manusia membutuhkan alat yang sering disebut juga akal dan pikiran. Produksi pengetahuan dan pemahaman tanpa melalui pemikiran hanya akan menemukan titik ke-muspra-an yang merugikan. Tidak hanya itu, proses untuk ikhtiar mencapai paham dan tahu jika tanpa argumen sebagai hasil daripada berpikir kritis dengan benar, akan menimbulkan kekacauan pengetahuan dan merugikan sesiapa saja yang memproduksinya. Oleh sebabnya, berpikir kritis dengan benar merupakan keharusan yang mesti dilakukan setiap muslim.


Baca Juga: Arah Baru Mengemas Gaya Filsafat


Terlebih, dalam rutinitas sehari-hari seorang muslim mestinya memiliki berbagai problem yang butuh solusi. Berbagai problem yang mendampingi manusia selama hidup merupakan bukti betapa pentingnya berpikir kritis dengan benar. Tanpa berpikir kritis dengan benar, yang ada, masalah ada tanpa penyelesaian. Begitupun dalam hal pembelajaran dan keilmuan.


Dengan demikian, rasanya berpikir kritis dengan benar atau, sebut saja, berfilsafat merupakan cara yang mesti ditempuh setiap muslim. Dalam dunia akademisi, filsafat dalam konteks ini biasa disebut sebagai sebuah cara atau metode bukan produk.

Filsafat sebagai produk

Adapun filsafat sebagai produk, juga mesti dipelajari oleh setiap muslim. Pandangan-pandangan orang terdahulu dalam menyoal sebuah kegelisahan perlu juga dipelajari untuk menambah khazanah keilmuan dan pengetahuan. Sehingga, konstruksi filsafat tidak cukup hanya sebagai metode yang harus diaplikasikan, melainkan juga sebagai ilmu yang mesti dipelajari.


Baca juga: Eksistensialisme Vs Perenialisme: Analisis dan Kritik atas Kurikulum dan Peran Guru dalam Proses Pendidikan

Filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai ilmu, perlu dipelajari oleh setiap muslim

Pembelajaran filsafat sebagai ilmu ditempuh untuk memperkaya pandangan. Tentunya, boleh jadi kegelisahan yang dialami saat mendatang pernah digelisahkan oleh orang-orang terdahulu. Sehingga, melalui pendalaman pandangan para tokoh atau filosof; baik barat maupun Islam dapat menambah kekayaan wawasan yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam mengatasi polemik; dari polemik mikro hingga makro. Maka, filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai ilmu, perlu dipelajari oleh setiap muslim.


Penulis: M. Khusnun Niam. 

Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

1 comment for "Islam, Muslim dan Filsafat"

  1. Immortal Casino Review - $500 Bonus + 100 FS
    ‎Immortal 인카지노 Casino · videodl.cc ‎Casino · ‎Promotions · ‎Online Casino · ‎Promotions and Bonuses 제왕카지노 · ‎Games

    ReplyDelete